Teh Manis

[21.02.2005 || taken from my other blog]

Mungkin kita sering sekali mendengar kata itu ataupun kita salah satu penggemarnya. Memang teh sangatlah bermanfaat bagi tubuh kita tapi benarkah ataukah bisa juga penyebab timbulnya satu penyakit baru yang selama ini tidak kita sadari, misalkan saja kencing manis???
So…, bagaimana sih kadar yang bisa dikatakan manis apabila kita membuat teh di dalam gelas satu sendok tehkah?
atau mungkin satu sendok makankah gulanya??

teh
bagaimana bisa dikatakan terlalu manis jika kita membikin sesuai dengan selera kita sedangkan kita sendiri menyukainya dan orang lain mencoba mencicipi apa yang kita biasa buat dan mereka mengatakan…”oohh…,ini terlalu manis..?!”
Aku pernah mengalami kejadian ini beberapa waktu yang lalu sewaktu “vacation di Bali” dan disaat angin meniupkan hawa panas khas Bali dan dengan sepoi angin yang tidak begitu sejuk aku membuat teh di dalam gelas dengan 2.5 sedok teh gula yang kurasa tidak sebegitu manis karena aku bikin biasanya lebih manis lagi dari apa yang biasa aku buat. Dan teman wanitaku*kusebut demikian karena benar dia wanita tulen… :)* mengatakan kepadaku..”Mas ini bikin kolak teh yach?!”
hah…kolak teh???akupun terperangah kok bisa dikatakan kolak teh??
padahal aku membikinnya sudah aku kurangi gulanya walaupun tidak seperti layaknya tradisi minum teh di Jepang.
Dan teman wanitakupun membuat satu gelas lagi teh untuk dirinya sebagai pembanding teh bikinanku sendiri….dan ternyata teh bikinannya tidak bisa masuk kategori teh manis karena yang kurasa hanya seolah minum teh tawar walaupun telah dimasukkan gula 1 sendok teh.
Dan seperti biasa teman wanitaku ini memberikan sedikit ceramah atau bisa dikatakan nasihat untukku agar aku memperhatikan kadar gula yang aku larutkan dalam minumanku.
Ada benarnya juga sih karena my hole family ada yang terkena penyakit gula…dan malahan Budhe meninggalnya karena diabet…weeeyyy….atut…
Malahan harusnya kita beware ma yang namanya minuman botol atau lazim kita sebut soft drink karena kadar gula dalam soft drink amat sangat berbahaya…*ups..padahal aku amat maniak ma teh botol..*
Sering kita lihat di warung, kafe, ataupun depot menunya bertuliiskan ” Es teh manis” dan terkadang aku sering mampir untuk beli Es Teh Manis dan ternyata tidak semanis yang tertulis…kadang sebel juga dan berujar dalam hati ” ini sama aja ma minum air biasa?!” karena tidak berasa air tehnya apalagi manisnya.

[budayakan mulai sekarang meminum teh dari pada kopi..]

Pupuh III-Pucung

dari serat ini kita juga bisa belajar berbagai ‘penyakit’ yang menggerogoti hati kita untuk bisa mendekatkan dari pada GUSTI ALLAH. Di akhir serat, kita juga diajari bagaimana sikap kawula muda sekarang yang mulai meninggalkan kawruh jawa mereka.

Serat di Pupuh III ini sangat berguna bagi kawula muda Jawa untuk menyadari jati dirinya sebagai manusia Jawa. Kata ‘Jawa’ berarti memahami/mengerti. Memahami/mengerti apa? Tentu saja mengerti/memahami tatakrama, mengerti/memahami budaya sendiri yang adiluhung, mengerti/memahami sesama sehingga bisa mencapai ‘Rahayu Sagung Dumadi’ (keselamatan untuk seluruh makhluk di dunia).  Mari kita simak isi serat tersebut

PUPUH III

P U C U N G

01
Ngelmu iku, kalakone kanthi laku, lekase lawan kas, tegese kas nyantosani, setya budya pangkese dur angkara.

(Orang mencari ilmu itu harus melalui lelaku, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, bisa mendapatkan kesentosaan, dan menyingkirkan angkara murka.)

02
Angkara gung, neng angga anggung gumulung, gogolonganira triloka, lekere kongsi, yen den umbar ambabar dadi rubeda.

(Perbuatan angkara murka yang besar, di dalam diri semakin menggunung. Sesuai dengan golongannya, jangkauannya meliputi alam semesta, bila tidak dikekang akan jadi malapetaka.)

03
Beda lamun, kang wus sengsem reh ngasamun, semune ngaksama, sasamane bangsa sisip, sarwa sareh saking mardi marto tama.

(Berbeda dengan orang yang terbiasa dengan kehidupan sunyi. Dari wajahnya mencerminkan pemberi maaf, kepada sesamanya yang bersalah. Selalu tenang dan sabar dan bermurah hati.)

04
Taman limut, durgameng tyas kang weh limput, kereming karamat, karana karohaning sih, sihing Sukma ngreda sahardi gengira.

(Sama sekali tak tergoda. oleh rintangan dalam hati yang menimbulkan khilaf. Karena tenggelam dalam keluruhan budi, karena anugerah Tuhan. Anugerah yang melimpah sebesar gunung.) 

05
Yeku patut, tinulad-tulad tinurut, sapituduhira, aja kaya jaman mangkin, keh pramudha mundhi dhiri lapel makna.

(Seperti itulah yang patut ditiru seluruh petunjuknya Jangan seperti masa mendatang, banyak kawula muda yang menyombongkan diri, hanya sekedar tahu ayat saja.)

06
Durung pecus,kesusu kaselak besus, amaknani lapal, kaya sayid weton Mesir, pendhak-pendhak angendhak gunaning janma.

(Tidak becus, sudah berlagak ingin menerangkan makna ayat, gayanya seperti sayid dari Mesir. Seringkali meremehkan kepandaian orang lain.)

07
Kang kadyeku, kalebu wong ngaku-aku, akale alangka, elok Jawane denmohi, paksa ngangkah langkah met kawruh ing Mekah.

(Yang seperti itu, termasuk orang yang mengaku-aku kepandaian orang lain, kepandaiannya sendiri tak ada. Anehnya tidak menyadari kebudayaan sendiri, memaksakan kehendaknya mengambil pengetahuan dari Mekah.)

08
Nora weruh, rosing rasa kang rinuruh, lumeketing angga, anggere padha marsudi, kana-kene kaanane nora beda.

(Tidak tahu, bahwa inti ilmu yang dicari, sebenarnya melekat erat dalam dirinya sendiri. Asalkan diolah dengan kesungguhan hati, dimana pun baik di sana (Mekah ) maupun di sini (Jawa) keadaannya tidak berbeda.)

09
Uger lugu, den ta mrih pralebdeng kalbu, yen kabul kabuka, ing drajat kajating urip, kaya kang wus winahyeng sekar srinata.

(Bila apa adanya, yang dilakukan dalam meraih kehendak hati dengan jujur. Jika terkabul pastilah terbuka, pintu drajat yang dihajatkan dalam kehidupan. Seperti yang telah dipaparkan dalam pupuh lagu Sinom.)

10
Basa ngelmu, mupakate lan panemu, pasahe lan tapa, yen satriya tanah Jawi, kuna-kuna kang ginilut triprakara.

(Perihal ngelmu, diselaraskan dengan pengalaman, mendalaminya dengan bertapa (olah samadhi), bagi para ksatria di tanah Jawa. Sejak dulu dilaksanakan dengan berpegang pada tiga hal penting.)

11
Lila lamun, kelangan nora gegetun, trima yen kataman, sakserik sameng dumadi, trilegawa nalangsa srahing Batara.

((ketiga hal itu adalah) Rela, ketika kehilangan sesuatu tidak merasa menyesal, (kedua) Sabar bila terkena prasangka dari sesama insan. Yang ketiga tulus ikhlas berserah diri pada Tuhan.)

12
Batara gung, inguger graning jajantung, jenak Hayang Wisesa, sana paseneten Suci, nora kaya si mudha mudhar angkara.

(Tuhan Yang Maha Agung, selalu ditempatkan di puncak jantungnya (berzikir). Atas ridho Yang Maha Kuasa, berkenan bersemayam di tempat yang suci. Namun tidak demikian dengan anak muda yang mengumbar angkara.)

13
Nora uwus, kareme anguwus-uwus, uwose tan ana, mung janjine muring-muring, kaya buta-buteng betah nganiaya.

(Tidak ada habisnya, sellau mengumbar hawa nafsu, yang hakekatnya tidak ada, adanya selalu marah-marah, layaknya raksasa yang cepat naik pitam dan suka menganiaya.)

14
Sakeh luput, ing angga tansah linimput, linimpet ing sabda, narka tan ana udani, lumuh ala ardane ginawe gada.

(Banyak kesalahan, pada dirinya disembunyikan dan ditutupi. Menurut pendapatnya tidak akan ada yang mengetahui, meskipun demikian tidak mau disalahkan. Apabila ada yang membuka sifat jahatnya, amarahnya-lah yang menjadi senjata.)

15
Durung punjul, ing kawruh kaselak jujul, kaseselan hawa, cupet kapepetan pamrih, tangeh nedya anggambuh mring Hyang Wisesa.

(Belum mencapai tingkat yang lebih dari orang lain, dalam pengetahuannya sudah tidak mampu menerima tambahan ilmu. Karena disela-sela pikirannya telah dipenuhi hawa nafsu, hingga pikirannya menjadi pendek tertutup oleh pamrih. Maka mustahil jika hendak mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.)

Inilah 5 Cara Mengatasi Rasa Cemburu Yang Berlebihan

Cemburu sering disebut tanda cinta, tapi tak jarang rasa cemburu malah jadi bumerang dalam hubungan. Cemburu berlebihan sering menjadi alasan suatu hubungan menjadi berantakan.

Saat cemburu berlebihan melanda, jangan buru-buru terbawa emosi. Atasi dulu perasaan tersebut, sehingga pikiran Anda lebih jernih. Ini caranya!

1. Jaga jarak
Saat rasa cemburu datang, emosi Anda pasti berkobar. Ketimbang Anda meledak-ledak di depan pasangan, lebih baik jaga jarak terlebih dahulu. Jika suasana hati Anda sudah lebih tengang, maka segalanya bisa dibicarakan.

2. Bicara
Setelah emosi terkendari, ajak pasangan Anda untuk berbicara dari hati ke hati. Jelaskan padanya perasaan Anda. Siapa tahu kalian berdua bisa berembuk dan mendapatkan jalan ke luar yang terbaik.

3. Jangan asal menuduh
Jangan langsung melabrak kekasih begitu saja ketika melihatnya bersama orang lain. Pastikan dulu apayang terjadi. Berilah kesempatan kekasih Anda untuk menjelaskan. Jangan sampai tuduhan Anda tidak berdasar.

4. Beri contoh
Jika memang Anda tak mau pasangan terlalu dekat dengan orang lain, Anda pun harus melakukan hal yangsama. Jika ingin perasaan Anda dijaga, pastikan juga Anda telah menjaga perasaannya.

5. Hargai diri sendiri
Terkadang rasa cemburu berlebihan timbul karena Anda kurang percaya diri. Ingatlah, kekasih telah menjatuhkan pilihannya pada Anda. itu berarti ada kelebihan di diri Anda yang tak ia temukan di diri orang lain. Jadi buat apa cemburu berlebihan?

Apapun alasannya, sesuatu yang berlebihan tidak pernah baik. Termasuk cemburu berlebihan. Jadi jangan sampai emosi menguasai akal sehat Anda. Selamat berbahagia!